Event Cap Go Meh di Jogjakarta menjadi daya tarik wisatawan. Karnaval ini biasanya didatangi oleh ribuan wisatawan dari Daerah sekitar Jogja seperti Magelang, Semarang, Purworejo, Klten dan Solo. Event tahunan yang telah berusia 11 tahun ini telah berlangsung pada 22 Februari 2016. Pada hari Minggu, 21 Februari mulai pukul 18.00 hingga 22.00 WIB di sepanjang Jalan Malioboro hingga Alun Alun Utara Yogyakarta dimeriahkan karnaval naga raksasa serta berbagai atraksi kesenian menarik lainnya contohnya di sepanjang jalan tempat berlangsung acara, pengunjung akan dimanjakan dengan beragam makanan khas Tionghoa serta pernak-pernik Imlek. Selain itu, pengunjung juga dapat menikmati pertunjukkan wayang Po Tay Hee, serta berbagai lomba seperti lomba karaoke, lomba dongeng dan puisi berbahasa Mandarin.
Selain kampung Ketandan, tempat yang ramai dikunjungi para wisatawan saat imlek adalah Kelenteng Poncowinatan dan Kelenteng Gondomanan. Seminggu sebelum perayaan imlek, ada ritual unik yang dilakukan kedua kelenteng ini yakni memandikan patung dewa dewi dengan menggunakan air cendana yang dicampur dengan bunga mawar, melati, dan kanthil.
Konon masyarakat Tionghoa percaya bahwa para dewa dewi naik kekahyangan untuk menghadap dewa tertinggi seminggu sebelum imlek dan turun kembali ke bumi tepat pada saat Imlek. Memandikan patung dewa dewi ini dianggap sebagai bentuk penghormatan dan juga membersihan hati manusia menjelang tahun baru. Selain memandikan, tradisi lain yang dilakukan adalah mengganti jubah patung dewa. Pada hari pergantian tahun baru imlek, kelenteng umumnya akan buka 24 jam. Warga biasanya ramai datang saat tengah malam untuk bersembahyang pada dewa langit dan dewa dewi lainnya.
Even tahun ini merupakan kerja sama dari Jogja Chinese Art and Culture Center (JCACC) dengan Pemprov DIY dan Pemkot Yogyakarta. Kegiatan ini dipusatkan di Kampung Ketandan yang terletak di sebelah utara Pasar Beringharjo, Yogyakarta yang dikenal sebagai kawasan pecinan di Kota Yogyakarta.
Menurut saya,acara Pekan Budaya Tionghoa ini memang menjadi daya tarik tersendiri di kota Yogyakarta, dan menambah deretan acara yang dinantikan oleh wisatawan di kota Gudeg ini. Banyak efek positif yang ditimbulkan dari acara ini tetapi sisi lain juga menimbulkan efek negatif dan masih ada beberapa kekurangan. Contoh beberapa kekurangan yang harus perbaiki yaitu keamanan, keamanan saat hari H perayaan masih kurang, karena mengingat banyaknya pengunjung atau wisatawan yang berdatangan. Selain itu juga publikasi yang masih kurang, banyak pengunjung atau bahkan warga Yogyakarta sendiri yang masih bingung akan berlangsungan dan jadwal acara. Atau bahkan wisatawan yang tidak sengaja sedang ber kunjung di Yogyakarta tanpa mengetahui sedang dilangsungkan acara tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar