PESAREAN IMOGIRI
Indonesia merupakan sebuah negara dengan berbagai macam budaya dan kesenian serta berbagai destinasi yang mampu membuat kagum siapapun yang mengunjunginya, baik oleh wisatawan domestik maupun mancanegara. Pilihan objek sebagai daya tarik wisata juga beragam, ada beberapa wisata alam, budaya serta buatan. Namun pada kesempatan kali ini kita akan lebih mengenal tentang pemahaman pada wisata ziarah atau pilgrimage tourism. Untuk lokasi yang kita pilih kali ini adalah Komplek Makam Raja di Imogiri, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Permakaman Imogiri, Pasarean Imogiri, atau Pajimatan Girirejo Imogiri merupakan kompleks permakaman yang berlokasi di Imogiri, Bantul, Yogyakarta. Permakaman ini dianggap suci dan kramat karena yang dimakamkan disini merupakan raja-raja dan keluarga raja dari Kesultanan Mataram.
ü Struktur Organisasi
Untuk struktur organisasi yang mengelola Komplek Makam Raja Imogiri ini adalah dua wilayah yaitu Keraton Kasultanan Yogyakarta dan Keraton Kasunanan Surakarta. Dan untuk keseharian yang menjaga serta mengawasi setiap kegiatan operasionalitas yang ada pada objek makam raja Imogiri ini adalah para Abdi Dalem yang ditugaskan oleh masing-masing Keraton. Sedangkan pada khususnya untuk jumlah personil abdi dalem yang ditugaskan oleh Keraton Kasultanan Yogyakarta adalah berjumlah 70 orang abdi dalem. Mereka melakukan kegiatan sehari-hari mulai dari tinggal, keperluan mandi, makan, hingga tidur di kawasan makam raja tersebut. Dikarenakan mereka ditugaskan untuk tetap berada disana serta telah dipersiapkan tempat pula bagi mereka untuk melakukan aktivitas mandi serta bermalam di rumah pendopo yang ada di komplek makam tersebut.
ü Jenis Atraksi
Jenis atraksi yang ditawarkan yang ada disana sudah tentu adalah wisata ziarah makam raja beserta keluarga keraton. Selain itu terdapat pula empat buah gentong dimana air dari gentong tersebut sangatlah dikeramatkan oleh masyarakat luas, atau masyarakat yogya pada khususnya. Atraksi yang biasanya tersaji adalah dimana proses penggantian atau pengisian air yang dilakukan oleh para abdi dalem. Masyarakat cenderung akan memadati objek ini dan berusaha sekuat mungkin untuk bisa mendapatkan sedikit dari air keramat tersebut. Masyarakat juga telah meyakini bahwasanya air dalam empat gentong tersebut memiliki khasiat khusus dan berguna bagi kelangsungan kehidupan masyarakat. Empat gentong tersebut masing-masing memiliki nama :
§ Gentong Nyai Siyem yang berasal dari pemberian Kerajaan Siam (Thailand)
§ Gentong Kyai Mendung yang berasal dari pemberian Kerajaan Rum (Turkey)
§ Gentong Kyai Danumaya yang berasal dari pemberian Kerajaan Aceh
§ Gentong Nyai Danumurti yang berasal dari pemberian Sultan Palembang
Selain itu yang menarik jika berkunjung ke Makam Imogiri ini yaitu jalan menuju atas makam. Jadi para pengunjung atau peziarah harus menaiki tangga yang berjumlah 400 lebih dan pengunjung biasanya akan menghitung anak tangga tersebut yang kemudian akan dicocokkan dengan pengunjung yang lain yang biasanya jumlahnya bisa berbeda. Setelah kita sampai diatas kita akan disuguhi pemandangan hijau dari perbukitan disekitar makam dan udara di sekitar makam tersebut sejuk serta suasananya hening dan tenang. Di dalam makam tersebut tanahnya wangi seperti yang dikatakan abdi dalem kemarin saat kita survey.
ü Segmentasi Pasar atau Wisatawan
Makam Imogiri ini bukan mengutamakan pariwisata karena pada intinya ini adalah sebuah makam sebagai tempat ziarah. Sehingga siapapun bisa berkunjung ke Makam Imogiri. Seperti yang dikatakan oleh Bapak R. Reso Atmoredjo kemarin, pengunjung atau peziarah ini berasal dari berbagai kota dan dari berbagai kalangan mulai dari pejabat negara, para menteri, pejabat dinas sampai masyarakat umum. Jadi untuk batasan segmentasi pasar yang dibidik oleh objek wisata ini, pihak pengelola ,memang tidak menetapkan pasar tertentu karena tujuan awalnya memang tidak sebagai salah satu objek wisata melainkan adalah tempat ziarah bagi keluarga keraton (kecuali Sultan). Dan untuk batasan usia yang diberlakukan, pihak pengelola tidak mematok batas usia tertentu yang boleh berkunjung ke Komplek Makam Raja Imogiri ini.
ü Target Kunjungan atau Batasan Kunjungan
Di Makam Imogiri ini tidak mempunyai target kunjungan dalam masa operasionalnya. Dikarenakan, pihak pengelola juga tidak memberlaukan tarif tertentu bagi para pengunjung/wisatawan/peziarah untuk bisa masuk ke komplek makam Raja imogiri ini dan tentunya objek ini tidak berorientasi pada sektor keuntungan atau provit semata. Namun, pihak pengelola terkadang juga menerima donasi dari para wisatawan dan terkadang hal tersebut hanya diberlakukan pada hari minggu saja.
ü Waktu Penyelenggaraan Atraksi
Komplek Makam Raja Imogiri ini buka setiap hari akan tetapi untuk bisa masuk ke dalam kawasan makam dari Sultan-sultan terdahulu, hanya dibuka pada hari-hari tertentu saja yaitu pada hari Senin, Jumat, dan Minggu. Untuk hari Minggu dan Senin dibuka dari jam 10.00 – 13.00 WIB. Sedangkan, untuk hari Jumat dibuka dari jam 13.30 – 16.00 WIB. selain ketiga hari tersebut, ada hari-hari khusus lainnya dimana selalu ada perayaan upacara khusus yang juga diadakan di Komplek makam Raja Imogiri, yaitu pada tanggal 1 Syawal, 8 syawal dan 10 Besar memiliki jam buka yaitu dari jam 10.30 – 13.00 WIB
ü Amenitas dan Akses
Sarana pendukung yang ada di Komplek Makam Imogiri sudah terbilang cukup mewadai. Selain itu, disana juga terdapat tempat parkir yang cukup luas dan bisa digunakan untuk kendaraan motor, mobil dan bus. Disana juga tersedia toilet umum, mushola, pendopo yang digunakan sebagai tempat istirahat yang ditujukan untuk para wisatawan yang berkunjung kesana serta ada beberapa penjual makanan serta minuman dan juga souvenir yang menjajakan barang dagangannya di sekitar tangga menuju komplek makam. Para warga sekitar yang membuka lapak non permanen disana memang diberikan ijin serta tempat untuk berjualan namun harus berada di luar area Makam raja. Untuk ijin yang mereka peroleh, dari hasil wawancara kami, mereka hanya perlu mendapatkan ijin dari para abdi dalem yang bertugas disana. Untuk kekayaan lokal disana, terdapat salah satu minuman khas yang paling banyak dijual oleh para pedagang disana yaitu wedhang uwuh. Mereka menjual dalam bentuk tinggal seduh dan dalam bentuk ramuan atau racikan rempah-rempah yang sudah ditakarkan sesuai porsi jual mereka. Wedang uwuh yaitu minuman tradisional yang berbahan rempah-rempah seperti jahe, akar ginseng, kunci, kayu manis dan lain-lain.
CATATAN KRITIS
Pemakaman Imogiri atau Pesarean Imogiri yang fungsinya sebagai makam raja-raja memberikan dampak positif dan negatif seiring perkembangan di dunia pariwisata. Bagaimanapun jumlah wisatawan yang terus bertambah memberikan dampak negatif juga, baik agi lingungan (alam) maupun keaslian dari Pemakan Imogiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar